Epilepsi sering kali disalahpahami oleh banyak orang sebagai penyakit yang dapat menular. Mungkin Anda pernah mendengar mitos bahwa penyakit ini bisa menular melalui cairan tubuh atau kontak fisik. Namun, apakah benar epilepsi dapat menyebar dari satu orang ke orang lain? Ini adalah pertanyaan yang perlu dijawab dengan pemahaman yang lebih dalam.
Epilepsi sebenarnya merupakan gangguan sistem saraf pusat yang disebabkan oleh aktivitas listrik berlebihan di otak. Meskipun gejalanya bisa sangat mengganggu, banyak yang bertanya-tanya apakah kondisi ini bisa disembuhkan. Di artikel ini, kami akan menjelaskan fakta-fakta penting tentang epilepsi dan menjawab berbagai pertanyaan yang sering muncul seputar penyakit ini.

Table of Contents
ToggleBenarkah Epilepsi Menular?
Epilepsi ditandai dengan kejang berulang yang dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas. Kekhawatiran bahwa epilepsi dapat menular sering kali muncul karena kejang bisa disertai keluarnya air liur atau kehilangan kontrol terhadap buang air kecil. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa cairan tubuh penderita dapat menularkan epilepsi kepada orang lain.
Namun, epilepsi tidak menular. Penyebab utama penyakit ini adalah gangguan struktural pada sistem saraf pusat yang menyebabkan aktivitas listrik otak menjadi tidak normal. Meskipun penyebab pastinya masih belum sepenuhnya dipahami, epilepsi bukanlah penyakit yang bisa menyebar melalui kontak fisik atau cairan tubuh.
Meski tidak menular, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami epilepsi, antara lain:
- Dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering menyerang anak-anak di bawah 5 tahun atau lansia di atas 65 tahun.
- Bayi yang lahir prematur.
- Riwayat keluarga dengan epilepsi.
- Kelainan genetik, seperti Sindrom Down.
- Cedera kepala akibat kecelakaan atau trauma.
- Cedera saat persalinan yang dapat menyebabkan kerusakan otak pada janin.
- Cerebral palsy atau kelumpuhan otak.
- Penyakit yang menyebabkan kerusakan otak, seperti tumor otak atau stroke.
- Infeksi otak, seperti meningitis, ensefalitis, atau penyakit menular seperti HIV/AIDS.
- Penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
- Konsumsi alkohol berlebihan.
Apakah Epilepsi Bisa Disembuhkan?
Hingga saat ini, belum ada metode yang dapat sepenuhnya menyembuhkan epilepsi. Namun, dengan penanganan yang tepat, frekuensi kejang dapat dikurangi dan kekambuhan dapat dicegah. Berikut beberapa metode yang digunakan untuk mengatasi epilepsi:
Penggunaan Obat-obatan
Dokter biasanya meresepkan obat antiepilepsi untuk membantu mengontrol kejang. Beberapa obat yang umum digunakan antara lain:
- Topiramate
- Levetiracetam
- Asam valproate
- Lamotrigine
- Carbamazepine

Terapi
Beberapa terapi dapat membantu mengendalikan gejala epilepsi, seperti:
- Stimulasi saraf vagus: Pemasangan alat di bawah tulang selangka kiri yang membantu mengurangi aktivitas listrik abnormal di otak.
- Diet ketogenik: Pola makan rendah karbohidrat dan tinggi lemak yang sering direkomendasikan bagi anak-anak penderita epilepsi.
Tindakan Operasi
Jika obat dan terapi tidak efektif, dokter dapat mempertimbangkan prosedur bedah, seperti:
- Deep Brain Stimulation (DBS): Pemasangan elektroda di otak yang dihubungkan dengan pacemaker untuk mengatur aktivitas listrik otak.
- Pembedahan otak: Mengangkat bagian otak yang menjadi penyebab kejang, asalkan tidak memengaruhi fungsi vital seperti komunikasi, pendengaran, atau kognitif.
Meskipun epilepsi tidak dapat sepenuhnya disembuhkan, pengobatan yang tepat memungkinkan penderita untuk menjalani hidup yang lebih baik dengan kontrol kejang yang optimal.
Tips Mengobati Epilepsi Dewasa
Untuk mengobati epilepsi, direkomendasikan mengonsumsi Etheral Bharata. Etheral Bharata mengandung ekstrak Centella Asiatica yang berguna untuk membantu mengobati epilepsi. Etheral Bharata merupakan rekomendasi Obat epilepsi yang aman dan bebas dari efek samping.

Untuk mendapatkan Etheral Bharata, Anda dapat mencari informasi lebih lanjut melalui marketplace terpercaya atau melakukan pencarian di Google.